Suatu hari pada tahun 1990 di kelas Lek,Deplek,AAU...setelah memberikan kuliah pelajaran Elektronika IV, Dosen Letkol Lek A.Sumito memberikan santi aji tentang kehidupan dan beliau mengatakan bahwa kita harus berani melakukan suatu revolusi diri. Dengan semangat beliau mengatakan seperti apa yang telah di ucapkan oleh Bung Karno yaitu, PECAHKAN REVOLUSI PEMBANGUNAN SAMBIL JALAN.
Kemudian mengatakan lagi salah satu bentuk contoh revolusi pada diri kita adalah Pernikahan. Pernikahan adalah suatu bentuk perubahan besar pada manusia, dari seorang yang hidupnya sendiri/bujangan kemudian dengan langkah berani mengikatkan diri dengan seorang wanita yang secara fisik merasa kita sudah kenal untuk kita ajak mengawaki biduk rumah tangga.
Kawan-kawan, Menikah yang pertama memang suatu bentuk perubahan kehidupan yang sangat radikal, yang menurut Maslow di dorong oleh kebutuhan yang sangat primer, sama seperti kebutuhan manusia akan sandang dan pangan serta papan.
Lalu bagaimana dengan menikah yang kedua/poligami ? apakah ini juga kebutuhan yang sangat mendesak seperti kebutuhan primer lainnya.
Memang para bangsawan jaman dahulu kala memiliki selir merupakan kebutuhan yang sangat primer, karena pada saat itu kegiatan dibatasi oleh ruang dan waktu.
(Dengan memotong teori-teori dari para ahli yang dapat memperpanjang tulisan ini) singkat kata...bahwa kebutuhan itu dapat kita kontrol...under control..istilah Deddy Gz..dengan cara kita sibukkan diri kita untuk mencari Tuhan, yang telah hilang dalam ingatan kita, dalam kehidupan kita.
Kemudian mengatakan lagi salah satu bentuk contoh revolusi pada diri kita adalah Pernikahan. Pernikahan adalah suatu bentuk perubahan besar pada manusia, dari seorang yang hidupnya sendiri/bujangan kemudian dengan langkah berani mengikatkan diri dengan seorang wanita yang secara fisik merasa kita sudah kenal untuk kita ajak mengawaki biduk rumah tangga.
Kawan-kawan, Menikah yang pertama memang suatu bentuk perubahan kehidupan yang sangat radikal, yang menurut Maslow di dorong oleh kebutuhan yang sangat primer, sama seperti kebutuhan manusia akan sandang dan pangan serta papan.
Lalu bagaimana dengan menikah yang kedua/poligami ? apakah ini juga kebutuhan yang sangat mendesak seperti kebutuhan primer lainnya.
Memang para bangsawan jaman dahulu kala memiliki selir merupakan kebutuhan yang sangat primer, karena pada saat itu kegiatan dibatasi oleh ruang dan waktu.
(Dengan memotong teori-teori dari para ahli yang dapat memperpanjang tulisan ini) singkat kata...bahwa kebutuhan itu dapat kita kontrol...under control..istilah Deddy Gz..dengan cara kita sibukkan diri kita untuk mencari Tuhan, yang telah hilang dalam ingatan kita, dalam kehidupan kita.
Kita cari yuk....!
memang begitu... jadi kalau ada yang kawin lagi setelah berumur menandakan yang bersangkutan orang yang merugi...kenapa tidak dari muda...takut aturan yach...he..he
BalasHapusNggak juga lah, namanya kehidupan banyak dinamikanya...tiap-tiap kita berbeda maqam nya. Positif thinking saja ya.
BalasHapusKetika hubungan dengan Tuhan menjadi primer maka secara otomatis yang lain menjadi sekunder.
BalasHapusdi tunggu kelanjutannya :-)
Betul itu Pak, memang biasanya kalau sedang di sibukakan dengan sesuatu, biasanya yang lain menjadi lupa....
BalasHapusAswrwb. Ketika dia tidak pernah bersyukur kepada Allah dengan apa yang didapatkannya, ketika itulah syetan menyerangnya.
BalasHapusSecara manusiawi, mau kawin lagi adalah hak...tetapi jika mengingat hukum yang haq....bahwa untuk berpolygami syarat utama adalah harus bisa berbuat adil...sementara telah dikatakan dalam annisa, bahwa kamu tidak akan pernah bisa adil....jadi....jelas bukan..?
BalasHapusehhhmm...ijin kol, kawin lg...,ngg cukup nih gaji utk 2 orng..hahahaha....!
BalasHapusIya..Bud.
BalasHapusBiasanya kalau sudah seneng kepadaNya..sulit ke lin hati..he3x...