Minggu, Februari 22, 2009

Ramalan Suku Maya, Kiamat 21 Desember 2012 : Sebuah Telaahan Fenomena Alam, Badai Matahari berkaitan dengan Panggung ke-kita-an.

Oleh : Suroso

Dari berbagai sumber

”End of time” demikian ramalan kalender suku maya pada tanggal 21 Desember 2012. Pada tanggal itu dunia akan berakhir.

Suku Maya tinggal di wilayah selatan Mexico, sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Menurut wikipedia, Suku Maya ini mencapai kejayaan di bidang teknologinya (250 M hingga 925 M), menghasilkan bentuk karya dan peradaban unik seperti, pertanian (kanal drainase), tanaman jagung dan latex, sumurnya yang disebut "cenotes", bangunan (Chichen Itza) seperti pyramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh Suku Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka.

Menurut Arguelles, dalam karyanya The Mayan Factor: Path Beyong Technology yang diterbitkan oleh Bear & Company pada 1973, disebutkan dalam Kalender Maya tercatat bahwa sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami ‘The Great Cycle’ (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih. Waktunya dari 3113 SM sampai 2012 M. Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (Galatic Beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.


Dalam beritanya di www.kompas.com Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), melalui Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Bambang S Tedjasukmana mengatakan, fenomena yang dapat diperkirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah fenomena alam yaitu badai Matahari.

Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.

Lebih detil, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.

Badai matahari atau solar storm ini dapat menimbulkan ledakan energi yang cukup dahsyat ke arah bumi. Ledakan inilah yang kemudian akan mengganggu jalannya sistem komunikasi dan elektronika. Oleh karena itu seluruh peralatan komunikasi dan elektronika tidak bisa berfungsi dengan baik.

Akibat dari fenomena alam ini selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia.

Panggung Ke-kita-an

Kawan......Jika itu terjadi,

Panggung kita agak semrawut...kalau tidak dibilang kacau.

Instrumen panggung tidak ada yang hidup...

Lampu-lampu tidak ada yang menyala, karena pasokan catu daya kolaps...

Jaringan Komunikasi dan pengendalian kita terganggu, karena atmosfir sebagai media perambatan gelombang elektromagnetik (GEM) kita sedang tidak bersahabat.

Begitu juga dengan jaringan adminlog, meteo, penerbangan, PLLU, Lasa, pokoknya mati semua, kalau tidak disebabkan karena gangguan GEM ya...dari catu daya listrik.

Peralatan navigasi tidak berfungsi...NDB, VOR/DME, ILS, INS, Tacan...apalagi GPS.

Telepon kantor atawa rumah dari Telkom mati...apalagi handphone...Eh HP hidup...Cuma gak ada sinyalnya.

Pak Dosen dan Patun...back to basic, menggunakan white board atau papan tulis untuk mengajar… infokus tidak berfungsi dan ruangan sumuk karena AC nya mati.

Pada tahun itu kawan-kawan sudah menggunakan mobil Baleno...Cuma jarang digunakan. Jatah MT-88 masih banyak, cuma ngantri BBM nya agak panjang...pengisian secara manual.

Untuk penghematan banyak yang menggunakan sepeda motor atawa ontel.

Gaji...agak terlambat, karena sistem perbankan juga mengalami hal yang sama.

Di daerah-daerah, para top manager juga mengalami kesulitan yang sama.

Yang Lulus dan Lolos

Jika.. sekali lagi jika itu terjadi...

Yang lulus dan lolos adalah yang terbiasa tidak menggunakan asesoris.

Jika Hal itu tidak terjadi...

Berterimakasih kepada Suku Maya, karena sudah mengingatkan jauh-jauh hari, sehingga kita selalu dan selalu berdoa dan memohon kepadaNya...untuk menangguhkan dan meniadakan kiamat-kiamat yang ada.

Seperti kata firmanNya : Tidak akan Aku kiamatkan dunia ini, selama masih ada orang-orang yang selalu menyebut-nyebut namaKu.

Minggu, Januari 18, 2009

SILATURAHMI....(Bagian dari Solusi)

....Kehendak atau hasrat untuk berubah akan tetap menjadi kehendak atau hasrat apabila tidak disertai dengan kepemimpinan yang unggul…….

Kehebatan seorang pemimpin….seperti motivasi untuk maju, bijak, professional, tidak sombong, hidup sederhana, jujur, sadar akan pentingnya team work, suka bekerja keras, berani mengambil resiko secara terukur, penuh imajinasi dan selalu menjaga kualitas kerjanya, serta mengakui keunggulan seseorang termasuk keunggulan anak buahnya…tidak dapat hanya di peroleh melalui pendidikan formal, tetapi di peroleh melalui penghayatan yang empiris…. (Prof. Muladi).

Back Ground

Mengenai ini penulis teringat ketika bertugas di perbatasan Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Bengkayang (Eks Kabupaten Sambas sebelum pemekaran) yang berbatasan langsung dengan Distrik Sirikin, Kuching, Malaysia. Penulis saat itu dipercaya oleh Pimpinan sebagai Komandan Pangkalan TNI AU dari akhir tahun 2003 sampai dengan Agustus 2006.

Kerusuhan antar suku (SARA) antara Suku Dayak dan Madura, sering terjadi dan sudah menjadi laten dan berlarut-larut, puncaknya terjadi pada tahun 1999. Segala daya dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah, baik daerah maupun Pusat untuk menyelesaikan pertikaian antar suku tersebut. Ditandai dengan pengungsian besar-besaran etnis madura dari Sanggauledo (Lanud Swa2) Kab. Sambas sebagai tempat titik kumpul evakuasi ke daerah asalnya di P.Madura.

Penulis memulai bertugas (Th.2004) dengan situasi lingkungan yang cukup kondusif namun dengan kewaspadaan. Menjaga dan memelihara lingkungan daerah yang kondusif di bekas daerah konflik menjadi fokus Penulis untuk dapat melaksanakan tugas-tugas di sana.

Masalah Pertama datang...

Soal Tanah...kawan.

Memang era reformasi ini....era keanomalian. Menjungkirkan kamapanan...tidak cukup puas dengan kondisi yang ada...semuanya harus bisa...cari kamus logika pembenarannya....apapun caranya...tidak peduli berapapun ongkos sosial yang harus dibayar.....

Hiiii....(mereka !) baru saja menang perang...kawan.

Mereka mengklaim sebagian tanah yang menjadi tanggung jawab penulis adalah milik mereka, sepertinya mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari...Tanah yang mereka sangkakan miliknya, mereka jaga dengan pedang dan senjata tajam lainnya. Penulis sampaikan kepada seluruh Anggota ”, Jangan ada di antara kita yang ikut terbawa emosi mereka”.

Setelah sebelumnya penulis berkoordinasi dengan Kepala dusun, Kepala Desa dan Pak Camat Sanggauledo, diadakanlah pertemuan di balai Kecamatan. Bapak Camat, Bapak Kades, Bapak Kadus, Bapak Danramil, Bapak Kapolsek, Para Tetua Adat Dayak setempat dan Para warga penyata pemilik tanah yang terdiri 40 orang penandatangan.....benar kawan..ternyata mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari.

Masing-masing pihak menyampaikan argumentasi dan pendapatnya...bukti-bukti otentik dari pihak penulis sudah di sampaikan dengan adanya sertifikat kepemilikan yang sah. Dasar klaim mereka adalah wasiat turun temurun dari nenek moyang. Pertemuan pertama belum ada titik temu, di lanjutkan dengan pertemuan kedua yang semakin panas.......yang sudah pasti tidak akan pernah ada ujung pangkalnya.

Menyelesaikan dengan Cara Lain

Setelah sebelumnya mengadakan rapat dengan staf, penulis menyambangi dan silaturahmi satu persatu ke para Tetua Adat, Para Kadus....ke perkampungan mereka....bicara tentang keluarga, anak-anak mereka, dusun dan kondisi mereka, tentang kehidupan mereka...menyapa mereka....menyambangi Sekolah yang ada (SD) dan guru-gurunya....

Kawan....

Mereka belum memiliki Televisi (TV) desa, Air bersih belum ada, Lahan garapan sebagai mata pencaharian semakin sulit, Peralatan Olah Raga dan Listrik ke Sekolah SD belum ada.

Setelah berkoordinasi dengan Kepala Sekolah SDN Taum dan SDN Angkasa, penulis menjadi orang tua asuh untuk 30 anak SD... Pada saat itu SPP dan perlengkapan sekolah anak asuh menjadi tanggung jawab penulis. Termasuk bantuan buku tulis dan alat tulis sebanyak 100 paket tiap semester yang diberikan kepada SD tersebut.

Pada kesempatan silaturahmi berikutnya, perlengkapan olahraga seperti Bola Voli, Bola sepak dan Lapangan Tennis meja disertakan. Sedangkan kebutuhan air bersih dan Listrik, penulis laporkan kepada Bapak Bupati untuk tindak lanjutnya.

Pertandingan olah raga Voli yang rutin dilaksanakan antara Ibu-ibu lanud dengan Ibu-ibu Dusun atau Desa perkampungan Adat menjadi ajang silaturahmi tersendiri.

Meninjau perkampungan oleh Bupati Bengkayang, Bapak Jacobus Luna, selalu di ikuti pula oleh penulis, walaupun dengan jarak yang memakan waktu 4 jam dengan sampan dan 2 jam berjalan kaki...dan ini merupakan silaturahmi penulis dengan masyarakat pedalaman.

Hasilnya

Dari staf yang lain, melaporkan bahwa penanda tangan pengklaim tanah tinggal seorang saja yang lain mengundurkan diri. Dan yang seorang itu sekarang jarang ada di perkampungan.....karena memang dia itu bukan warga asli penduduk setempat, namun warga dari daerah di Jawa Barat yang merantau kesana.

Penulis saat ini sudah bertugas di tempat lain...yang pada saat itu berharap dan berusaha memelihara serta menjaga sesuai kemampuannya agar konflik antar etnis tidak terulang lagi di Eks kabupaten sambas ( sekarang terpecah menjadi 3 kab/kota yaitu, Kab. Sambas, kab. Bengkayang dan Kota singkawang), terutama di sanggauledo, bengkayang, yang pada akhirnya merugikan masyarakat itu sendiri....Amin.