Jumat, Oktober 24, 2008

KAWIN LAGI ENGGAK YA....

Suatu hari pada tahun 1990 di kelas Lek,Deplek,AAU...setelah memberikan kuliah pelajaran Elektronika IV, Dosen Letkol Lek A.Sumito memberikan santi aji tentang kehidupan dan beliau mengatakan bahwa kita harus berani melakukan suatu revolusi diri. Dengan semangat beliau mengatakan seperti apa yang telah di ucapkan oleh Bung Karno yaitu, PECAHKAN REVOLUSI PEMBANGUNAN SAMBIL JALAN.

Kemudian mengatakan lagi salah satu bentuk contoh revolusi pada diri kita adalah Pernikahan. Pernikahan adalah suatu bentuk perubahan besar pada manusia, dari seorang yang hidupnya sendiri/bujangan kemudian dengan langkah berani mengikatkan diri dengan seorang wanita yang secara fisik merasa kita sudah kenal untuk kita ajak mengawaki biduk rumah tangga.


Kawan-kawan, Menikah yang pertama memang suatu bentuk perubahan kehidupan yang sangat radikal, yang menurut Maslow di dorong oleh kebutuhan yang sangat primer, sama seperti kebutuhan manusia akan sandang dan pangan serta papan.

Lalu bagaimana dengan menikah yang kedua/poligami ? apakah ini juga kebutuhan yang sangat mendesak seperti kebutuhan primer lainnya.

Memang para bangsawan jaman dahulu kala memiliki selir merupakan kebutuhan yang sangat primer, karena pada saat itu kegiatan dibatasi oleh ruang dan waktu.

(Dengan memotong teori-teori dari para ahli yang dapat memperpanjang tulisan ini) singkat kata...bahwa kebutuhan itu dapat kita kontrol...under control..istilah Deddy Gz..dengan cara kita sibukkan diri kita untuk mencari Tuhan, yang telah hilang dalam ingatan kita, dalam kehidupan kita.

Kita cari yuk....!




Prajurit Taruna Ijin Bertanya

Sore itu, bertempat di Gedung Handrawina, para Prajurit Taruna mendapat santi aji dari Komandan Wing Taruna dengan materi Sospol ABRI.

Setelah selasai paparan, seorang Prajurit Taruna bertanya kepada pemapar, dalam hal ini Dan Wing Tar. " Ijin bertanya Komandan, tadi di sampaikan oleh Komandan bahwa fungsi Sospol ABRI adalah sementara, sampai kapan fungsi Sospol ABRI dapat bertahan atau berlaku?".

Sepertinya dari wajah beliau terlihat ragu-ragu dan menjawab, " Sepuluh sampai dua puluh tahun mendatang kemungkinan masih fungsional",.

Dengan perasaan kurang puas yang di simpan dalam hati Sang Taruna membalas "Siap"........

(Percakapan Prajurit Taruna Suroso dengan Kolonel Pnb.Eko Budiono, Januari 1988).